Kami pergi ke salah satu tempat terdingin di Bumi untuk mencari makhluk hidup dalam panas membara. Di tempat yang diterangi matahari selama empat bulan ini, kami mencari kehidupan yang berada dalam kegelapan total. Selamat datang di dunia serba terbalik di Gunung Erebus.
Oleh Olivia Judson
Foto oleh Carsten Peter
Foto oleh Carsten Peter
Lokasi: sebuah tenda di Gunung Erebus, vulkan aktif di Pulau Ross, Antartika. Tenda ini jenis tepee
bersudut empat seperti yang dibawa Kapten Robert Falcon Scott dalam
ekspedisi Antartikanya lebih dari satu abad yang lalu. Tenda ini cukup
tinggi, orang setinggi 165 sentimeter dapat berdiri di tengahnya, dan
memiliki dua lubang di bagian atas yang berfungsi sebagai cerobong asap.
Tenda ini ditempati dua orang; keduanya meringkuk dalam kantong tidur.
Udara terlalu dingin untuk membaca; sekalipun bersarung tangan, tetap
terlalu dingin untuk memegang buku. Karena itulah kedua pesakitan—salah
satunya saya—menghabiskan waktu dengan mengobrol.
“Apa mikroba favoritmu?” tanya saya sambil membuang lapisan es dari kantong tidur.
“Jelas arkea apak,” jawab rekan saya, Craig Herbold, pria Amerika yang menggeluti astrobiologi, cabang ilmu yang mempelajari kehidupan yang mungkin ada di tempat lain di alam semesta. Dia peneliti dan anggota junior tim beranggota tiga orang yang datang ke sini untuk mencari makhluk hidup di tanah panas gunung berapi itu. Sungguh. Ia datang ke salah satu tempat terdingin di Bumi untuk mencari organisme yang hidup dalam suhu tinggi.
Gunung Erebus merupakan gunung berapi aktif paling selatan di planet ini. Gunung ini mulai terbentuk sekitar 1,3 juta tahun yang lalu dan sekarang menjulang 3.794 meter di atas permukaan laut. Lerengnya tertutup salju, es, gletser, jurang es, dan sesekali aliran lava, tetapi uap hampir selalu mengepul di puncaknya, menandakan panas di dalamnya. Jika diibaratkan kudapan, Erebus seperti kebalikan es krim goreng—beku di luar, panas di dalam.
Gunung ini ditemukan tahun 1841 dalam ekspedisi yang dipimpin Sir James Clark Ross, yang menamainya dengan salah satu kapalnya, H.M.S. Erebus, yang berasal dari dewa kegelapan Yunani, Erebos. Namun, tidak ada yang sampai ke puncaknya hingga 1908, saat gunung itu didaki anggota ekspedisi Nimrod yang dipimpin Sir Ernest Shackleton—dalam ekspedisi itu Shackleton memimpin tim hingga seratus mil laut dari Kutub Selatan tetapi berbalik agar semuanya bisa pulang dengan selamat.
“Apa mikroba favoritmu?” tanya saya sambil membuang lapisan es dari kantong tidur.
“Jelas arkea apak,” jawab rekan saya, Craig Herbold, pria Amerika yang menggeluti astrobiologi, cabang ilmu yang mempelajari kehidupan yang mungkin ada di tempat lain di alam semesta. Dia peneliti dan anggota junior tim beranggota tiga orang yang datang ke sini untuk mencari makhluk hidup di tanah panas gunung berapi itu. Sungguh. Ia datang ke salah satu tempat terdingin di Bumi untuk mencari organisme yang hidup dalam suhu tinggi.
Gunung Erebus merupakan gunung berapi aktif paling selatan di planet ini. Gunung ini mulai terbentuk sekitar 1,3 juta tahun yang lalu dan sekarang menjulang 3.794 meter di atas permukaan laut. Lerengnya tertutup salju, es, gletser, jurang es, dan sesekali aliran lava, tetapi uap hampir selalu mengepul di puncaknya, menandakan panas di dalamnya. Jika diibaratkan kudapan, Erebus seperti kebalikan es krim goreng—beku di luar, panas di dalam.
Gunung ini ditemukan tahun 1841 dalam ekspedisi yang dipimpin Sir James Clark Ross, yang menamainya dengan salah satu kapalnya, H.M.S. Erebus, yang berasal dari dewa kegelapan Yunani, Erebos. Namun, tidak ada yang sampai ke puncaknya hingga 1908, saat gunung itu didaki anggota ekspedisi Nimrod yang dipimpin Sir Ernest Shackleton—dalam ekspedisi itu Shackleton memimpin tim hingga seratus mil laut dari Kutub Selatan tetapi berbalik agar semuanya bisa pulang dengan selamat.
Backlinks Please Thanks
URL |
Code For Forum |
HTML Code |
Anda Sekarang Sedang Baca Artikel Tentang Gunung Erebus , Boleh Menyebar Luaskan Artikel Ini Atau Mengcopy Paste Artikel Gunung Erebus ini Jika Memang Berrmanfaat. Tapi Saya Harap Anda Jangan Lupa Menyertakan Link Gunung Erebus Sumbernya. Thank's
Post a Comment - Back to Content