Blog Dll

About

Widgets for Blogger
XkresssX Technology Is Valid HTML5
ppp Nama Saya Rendy Aprizia Prayoga Saya ingin Menjadi Blogger Yang Creative dan bukan jdi blogger yg plagiat selain itu saya juga ingin mengerti tentang technology :D Dan Selain Itu Saya Ingin Di banggakan Oleh Kedua Orang Tua Saya Dan Menjadi Anak Yang Di Percayai dan di Kagumi Oleh Keluarga Saya :) hahahahah.... Dan Saya Ingin Juga Belajar Tentang Blogger Dan Mendesaign Suatu Website Dengan Hasil Keringat Saya Sendiri :) Tpi Saya Juga Belum Terlalu Bisa Mendesaign Website Tapi Saya Terus Belajar Tentang Mendesaign Suatu Website Dan Ingin Di banggakan Oleh Teman-Teman Saya Di sekolah :) Mungkin Itu Yang Hanya Saya Sampaikan :) wkwkwkwkwkkw.... Lihat Profil Lengkap Ku

Pages

Sumpit Dayak Lebih Ditakuti daripada Peluru

PADA zaman penjajahan di Kalimantan dahulu kala, serdadu Belanda bersenjatakan senapan dengan teknologi mutakhir pada masanya, sementara prajurit Dayak umumnya hanya mengandalkan sumpit. Akan tetapi, serdadu Belanda ternyata jauh lebih takut terkena anak sumpit ketimbang prajurit Dayak diterjang peluru.




Penyebab yang membuat pihak penjajah gentar itu adalah anak sumpit yang beracun. Sebelum berangkat ke medan laga, prajurit Dayak mengolesi mata anak sumpit dengan getah pohon ipuh atau pohon iren. Dalam kesenyapan, mereka beraksi melepaskan anak sumpit yang disebut damek.

http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2009/02/19/0822582p.JPG
"Makanya, tak heran penjajah Belanda bilang, menghadapi prajurit Dayak itu seperti melawan hantu," tutur Pembina Komunitas Tarantang Petak Belanga, Chendana Putra, di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Kamis (2/6/2011).


Tanpa tahu keberadaan lawannya, tiba-tiba saja satu per satu serdadu Belanda terkapar, membuat sisa rekannya yang masih hidup lari terbirit-birit. Kalaupun sempat membalas dengan tembakan, dampak timah panas ternyata jauh tak seimbang dengan dahsyatnya anak sumpit beracun.


Tak sampai lima menit setelah tertancap anak sumpit pada bagian tubuh mana pun, para serdadu Belanda yang awalnya kejang-kajang akan tewas. Bahkan, bisa jadi dalam hitungan detik mereka sudah tak bernyawa. Sementara, jika prajurit Dayak tertembak dan bukan pada bagian yang penting, peluru tinggal dikeluarkan. Setelah dirawat beberapa minggu, mereka pun siap berperang kembali.

Penguasaan medan yang dimiliki prajurit Dayak sebagai warga setempat tentu amat mendukung pergerakan mereka di hutan rimba.

"Karena itu, pengaruh penjajahan Belanda di Kalimantan umumnya umumnya hanya terkonsentrasi di kota-kota besar tapi tak menyentuh hingga pedalaman," Chendana.

Tak hanya di medan pertempuran, sumpit tak kalah ampuhnya ketika digunakan untuk berburu. Hewan-hewan besar akan ambruk dalam waktu singkat. Rusa, biawak, atau babi hutan tak akan bisa lari jauh. "Apalagi, tupai, ayam hutan, atau monyet, lebih cepat lagi," katanya.

Bagian tubuh yang terkena anak sumpit hanya perlu dibuang sedikit karena rasanya pahit. Uniknya, hewan tersebut aman jika dimakan. "Mereka yang mengonsumsi daging buruan tak akan sakit atau keracunan," kata Chendana.
Baik hewan maupun manusia, setelah tertancap anak sumpit hanya bisa berlari sambil terkencing-kencing.
"Bukan sekadar istilah, dampak itu memang nyata secara harfiah. Orang atau binatang yang kena anak sumpit, biasanya kejang-kejang sambil mengeluarkan kotoran atau air seni sebelum tewas," tambah Chendana.

Post a Comment - Back to Content

 
DMCA.com Join this site
Thanks For Visiting Gunakanlah Google Chrome Untuk Tampilan Sempurna
Mau Request ? Klik Disini